Semua kegiatan pasti diawali dengan niat, termasuk ibadah umroh. Dalam ibadah umroh, niat ini diberi istilah ihram. Orang yang akan melakukan ibadah umroh menggunakan pakaian ihram (tanpa jahitan) dan melafazkan niat dari Miqat (titik awal memulai ibadah umroh).
Rukun umroh selanjutnya adalah tawaf. Tawaf yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Titik awal Thawaf ini dimulai dari Hajar Aswad dan dianjurkan untuk mengusap Hajar Aswad ketika melewatinya.
Bila tidak memungkinkan untuk mengusap Hajar Aswad, jama’ah diperbolehkan dengan hanya memberi isyarat berupa lambaian tangan ke arah Hajar Aswad.
Ketika melakukan Thawaf kita diperbolehkan pula untuk berdzikir maupun melafadzkan doa atau harapan yang dimiliki.
Sumber Gambar: Kabar Makkah
Sa’i adalah berlari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Rukun umroh yang satu ini dilakukan sebanyak tujuh kali. Tidak ada doa yang wajib dibacakan, sehingga dalam melakukan Sa’i kamu diperbolehkan untuk memanjatkan doa yang diinginkan.
Rangkaian ibadah Sa’i ini berasal dari kisah Siti Hajar ketika mencarikan minum bagi Ismail saat masih kecil. Istri nabi Ibrahim itu berlari bolak-balik mencari air dari sumber mata air yang kini dikenal dengan mata air zam-zam.
Rukun umroh yang berikutnya adalah Tahallul. Tahallul bermakna melepaskan diri dari larangan ihram seperti mencukur rambut atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai rambut.
Tahallul ini dilakukan di luar Masjidil Haram dekat Bukit Marwah. Setelah melakukan Tahallul, jama’ah bebas dari larangan ketika menunaikan ibadah umroh.
Sumber Gambar: Asia News
Rukun umroh yang terakhir adalah tertib. Tertib memiliki maksud bahwa para jama’ah ibadah umroh harus melaksanakan segala rukun umroh satu persatu atau sesuai urutan dan aturan yang ditetapkan.
Pastikan ketika melaksanakan rukun umroh jamaah tidak boleh melewatkan atau melompati rangkaian ibadah umroh.
copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code
grid layout coding by helpblogger.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar